Jumat, 19 Maret 2010

UMUR PULAU HOBBIT LEBIH TUA



UMUR PULAU HOBBIT LEBIH TUA

Jonathan Amos

Wartawan BBC

Jauh sebelum spesies manusia 'hobbit' hidup di Flores, mahluk mirip manusia lain sudah ada, tulis sejumlah peneliti Australia pada majalah Nature.



Para ilmuwan sekarang mengetahui bahwa peralatan yang ditemukan berumur paling tidak satu juta tahun, 120 ribu tahun lebih tua dari perkiraan sebelumnya.

Tim peneliti melaporkan umur temuan peralatan manusia tersebut pada majalah ilmiah Nature.

Kelompok ini mengatakan temuan ini membawa dimensi baru dalam pemahaman mengenai sejarah Flores.

Penulis utama laporan Adam Brumm mengatakan kepada BBC dari tempat ditemukan dan keadaan peralatan dapat disimpulkan manusia sudah tinggal di pulau tersebut lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

"Yang menarik adalah bahwa kita tidak mengetahui secara pasti sudah berapa lama hominid berada di Flores," kata peneliti dari Universitas Wollongong Australia itu.

Tengkorak hobbit atau Homo floresiensis ditemukan lima tahun lalu di gua Liang Bua.

Mahluk ini menjadi berita besar karena mengisyaratkan spesies manusia yang berbeda hidup bersama-sama dengan kita hanya 18 ribu tahun lalu.

Sejak saat itu terjadi peningkatan penelitian paleontologi di Flores.

Gua H. floresiensis yang terkenal tersebut berada di bagian barat pulau Flores sementara temuan baru ini berasal dari Soa, Flores barat tengah.

Di tempat penggalian Mata Menge sudah ditemukan peralatan beumur 880 ribu tahun.

Sekarang, hanya 500 meter dari situs itu dan pada sedimen yang lebih dalam, tim internasional mengidentifikasi artefak yang lebih tua.

Lebih 40 peralatan batu ditemukan di situs Wolo Sege. Di antaranya perkakas tangan yang mungkin digunakan untuk memotong daging.

Muncul sejumlah bukti bahwa alat tersebut terbawa arus sungai.

Abu gunung berapi

Tempat pemakaman tersebut tertutup abu gunung berapi sekitar satu juta tahun lalu.

Sejauh in para ilmuwan belum bisa mengetahui siapa pengguna peralatan itu karena jumlah peralatan yang ditemukan belum cukup untuk dapat mengetahui kebudayaan pemakainya.

Tetapi temuan ini saja sudah memunculkan sejumlah hal menarik.

Temuan Mata Menge dikaitkan dengan kepunahan sejumlah spesies binatang seperti gajah kerdil dan kura-kura raksasa.

Kesimpulannya adalah manusia pemburu di pulau tersebut yang menyebabkan kepunahan.

Tetapi temuan Wolo Senge memunculkan sisi baru karena peralatan tersebut memperlihatkan manusia sudah hidup berdampingan dengan binatang selama paling tidak 120 ribu tahun lalu.

Brumm dan koleganya mengatakan kepada Nature bahwa kemungkinan sulit menemukan artefak di Soa yang lebih tua dari temuan Wolo Sege karena peralatan tersebut ditemukan di atas batu.

"Apapun yang ada di dalam batu atau di dalam lapisan batu, jika ditemukan peralatan batu, kemungkinan sudah berumur paling tidak 1,86 juta tahun," kata Dr Brumm.

"Jadi penelitian selanjutnya di tahun ini harus dipusatkan pada penelitian yang lebih rinci di daerah tersebut dan penelitian lanjutan tentang lapisan batu."

Perkiraan bahwa Flores sudah lama dihuni akan semakin meningkatkan perdebatan tentang asal H. floresiensis.

Banyak ilmuwan memandang mahluk tersebut berevolusi dari spesies berbadan lebih besar Homo erectus, tetapi kemudian terpisah dan mengecil ukuran badannya.

Kelompok lain memusatkan perhatian pada tubuh hobbit, seperti panjang kaki dan bentuk bahu, yang sangat primitif, berbeda dengan H. Erectus kerdil.

Para peneliti memandang H. floresiensis kemungkinan berevolusi dari mahluk lebih tua yang meninggalkan Afrika ke Asia sebelum erectus.

"Temuan kami di Wolo Sege sudah pasti akan mengungkap teori ini," kata Dr Brumm.

Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2010/03/100318_hobbitsisland.shtml

Tidak ada komentar: